Model Pembelajaran Kolaboratif dan Jenis-Jenisnya
Pembelajaran Kolaboratif menekankan pada pentingnya partisifasi aktif para siswa, meminimalkan perbedaan dan meningkatkan interaksi sosial siswa. Tradisi Pembelajaran Kolaboratif berasal dari Inggris. Para guru Bahasa Inggris berusaha mengeksplorasi cara-cara untuk membantu siswa agar dapat berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Khususnya dalam mengkaji suatu literatur. Guru menganalisis percakapan setiap siswanya ketika sedang menelaah atau merespon bagian literatur.
1. Teori Kognitif
Teori ini berkaitan dengan terjadinya pertukaran konsep antar anggota kelompok pada pembelajaran kolaboratif, sehingga pada suatu kelompok akan terjadi proses transformasi ilmu pengetahuan pada setiap anggota.
2. Teori Kontrutivisme Sosial
Pada Teori ini terlihat adanya interaksi sosial antar anggota yang akan membantu perkembangan individu dan meningkatkan sikap menghormati pendapat semua anggota kelompok.
3. Teori Motivasi
Teori ini teraplikasi dalam struktur pembelajaran kolaboratif karena
pembelajaran tersebut akan memberikan lingkungan yang kondusif bagi
siswa untuk belajar, menambah keberanian anggota untuk memberi pendapat
dan menciptakan situasi saling memerlukan pada seluruh anggota dalam
kelompok.
Menurut pendapat Piaget dalam konsep "active learning"
bahwa para siswa belajar lebih baik jika mereka berpikir secara
kelompok, menurut pikiran mereka maka oleh sebab itu menjelaskan sebuah
pekerjaan lebih baik menampilkan di depan keras. Piaget juga
berpendapat bila suatu kelompok aktif klompok tersebut akan melibatkan
yang lain untuk berpikir bersama, sehingga dalam belajar lebih menarik
(Smith, B.L. and Mac Gregor, 2004).
A. Pengertian Pembelajaran Kolaboratif
Menurut John Myers (1991) kata kolaborasi berasal dari bahasa Latin
dengan memfokuskan pada proses. Sedangkan Keohane berpendapat bahwa kolaborasi adalah bekerja bersama
dengan yang lain, kerja sama, bekerja dalam begian satu team, dan di
dalamnya bercampur didalam satu kelompok menuju keberhasilan bersama. Sementara itu, menurut Ted
Panitz (1996), istilah kolaborasi menunjuk pada filsafat interaksi dan
gaya hidup personal. Kolaborasi mengasumsikan pentingnya
kerjasama (koperasi) yang dibangun berdasarkan konsensus anggotanya,
bukan kompetisi individual diantara anggota kelompok. Dalam kelompok
akan terjadi pembagian peran, tugas dan wewenang dari setiap anggota
kekompok. Masing-masing anggota kelompok berusaha saling menghargai dan
memberikan kontribusi kemampuannya terhadap kegiatan kelompok.
Gokhale mendefinisikan bahwa “Collaborative Learning” Mengacu pada metode pengajaran di mana siswa dalam satu kelompok yang
bervariasi tingkat kecakapannya bekerjasama dalam kelompok kecil yang
mengarah pada tujuan bersama. Wikipedia (2013) merumuskan Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning)
sebagai situasi dimana terdapat dua atau lebih orang belajar secara
bersama-sama, dengan memanfaatkan sumber daya dan keterampilan satu sama
lain (meminta informasi satu sama lain, mengevaluasi ide-ide satu sama
lain, memantau pekerjaan satu sama lain).
Dari pengertian Pembelajaran Kolaborasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian Pembelajaran Kolaborasi adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan partisifasi aktif para siswa dengan anggota kelompok yang heterogen, saling bekerjasama memanfaatkan kemampuan dan keterampilan satu sama lain untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dari pengertian Pembelajaran Kolaborasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian Pembelajaran Kolaborasi adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan partisifasi aktif para siswa dengan anggota kelompok yang heterogen, saling bekerjasama memanfaatkan kemampuan dan keterampilan satu sama lain untuk mencapai tujuan pembelajaran.
B. Langkah-Langkah Pembelajaran Kolaboratif
Berikut
ini langkah-langkah pembelajaran kolaboratif:
1. Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan
belajar dan membagi tugas sendiri- sendiri.
2. Semua siswa dalam kelompok membaca,
berdiskusi, dan menulis.
3. Kelompok kolaboratif bekerja secara
bersinergi mengidentifikasi, mendemontrasikan,
meneliti, menganalisis, dan memformulasikan jawaban-jawaban tugas atau masalah
dalam LKS atau masalah yang ditemukan sendiri.
4. Setelah kelompok kolaboratif menyepakati
hasil pemecahan masalah, masing-masing siswa menulis laporan sendiri-sendiri secara lengkap.
5. Guru menunjuk salah satu kelompok secara
acak (selanjutnya diupayakan agar semua
kelompok dapat giliran ke depan) untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok
kolaboratifnya di depan kelas, sedangkan siswa pada kelompok lain mengamati,
mencermati, membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi. Kegiatan
ini dilakukan selama lebih kurang 20-30 menit.
6. Masing-masing siswa dalam kelompok
kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi,danrevisi (bila diperlukan) terhadap laporan yang akan dikumpulkan.
7. Laporan masing-masing siswa terhadap
tugas-tugas yang telah dikumpulkan,
disusun perkelompok kolaboratif.
8. Laporan siswa dikoreksi, dikomentari,
dinilai, dikembalikan pada pertemuan
berikutnya, dan didiskusikan.
C. Jenis-jenis Pembelajaran Kolaboratif
- Learning Together
- Teams-Games-Tournament (TGT)
- Group Investigation (GI)
- Academic-Constructive Controversy (AC)
- Jigsaw Proscedure (JP)
- Student Team Achievement Divisions (STAD)
- Complex Instruction (CI)
- Team Accelerated Instruction (TAI)
- Cooperative Learning Stuctures (CLS)
- Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Keterampilan yang dibutuhkan oleh peserta yang berpartisipasi dalam model pembelajaran kolaboratif adalah:
- Pembentukan kelompok
- Bekerja dalam satu kelompok
- Pemecahan masalah kelompok
- Manajemen perbedaan kelompok
1. Engagement
Pada tahap ini, pengajar melakukan penilaian terhadap kemampuan, minat, bakat dan kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Lalu, siswa dikelompokkan yang di dalamnya terdapat siswa terpandai, siswa sedang, dan siswa yang rendah prestasinya.
2. Exploration
3. Transformation
Dari perbedaan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa, lalu setiap anggota saling bertukar pikiran dan melakukan diskusi kelompok. Dengan begitu, siswa yang semula mempunyai prestasi rendah, lama kelamaan akan dapat menaikkan prestasinya karena adanya proses transformasi dari siswa yang memiliki prestasi tinggi kepada siswa yang prestasinya rendah.
4. Presentation
Setelah selesai melakukan diskusi dan menyusun laporan, lalu setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Pada saat salah satu kelompok melakukan presentasi, maka kelompok lain mengamati, mencermati, membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi.
5. Reflection
Setelah selesai melakukan presentasi, lalu terjadi proses Tanya-jawab antar kelompok. Kelompok yang melakukan presentasi akan menerima pertanyaan, tanggapan ataupun sanggahan dari kelompok lain. Dengan pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain, anggota kelompok harus bekerjasama secara kompak untuk menanggapi dengan baik.
Comments
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya. Silakan tinggalkan komentar dengan bahasa yang sopan 🙏🙏🙏