Introspeksi Diri (muhasabah)
Cara mengatasi gejolak
amarah adalah dengan jalan mengintrospeksi
dan menentangnya. Orang yang cerdik itu ialah orang yang mampu mengendalikan
dirinya dari amarah.
“Introspeksilah dirimu
sebelum kamu diperiksa (di hari kiamat nanti), dan timbang-timbanglah dirimu
sebelum kalian ditimbang, karena mengintrospeksi dan menghitung-hitung diri
pada hari ini lebih ringan bagimu daripada dihisab (dihitung) di hari kiamat.
Dan bersiap-siaplah untuk menghadapi kejadian yang paling besar. “pada hari itu
kamu akan dihadapkan pada tuhanmu, tiada sesuatupun dari keadaanmu yang
tersembunyi “. (HR. Ahmad).
Orang mukmin itu pemimpin
bagi dirinya. Orang mukmin adalah tawanan di dunia, yang berusaha melepaskan
diri dari belenggunya, ia tidak merasa aman dari sesuatu pun sampai menghadap
Allah. Ia tahu dan sadar bahwa ia akan disiksa dengan sebab pendengarannya,
mata dan lidahnya, oleh sebab seluruh anggota tubuhnya.
Introspeksi diri ada dua
macam, yaitu :
1.
Mengintrospeksi diri (menimbang-nimbang) sebelum
melakukan sesuatu yang akan diperbuat.
Mengintrospeksi
diri sebelum melakukan sesuatu yang akan dikerjakan artinya merenung dan
berpikir sampai matang dan jelas mana yang lebih baik (apakah dilanjutkan atau
ditinggalkan).
Imam
Hasan Basri berkata : “Allah merahmati seorang hamba yang diam lama merenung
dan berpikir terhadap rencana yang akan dibuatnya. Kalau rencana dan
keinginannya itu untuk Allah, ia segera
laksanakan, tetapi apabila bukan karena Allah, ia pertimbangkan dengan
cermat.”
2.
Mengintrospeksi setelah mengerjakannya (retrospeksi)
Mengintrospeksi
diri setelah melakukan suatu amal/perbuatan terdiri dari tiga macam, yaitu :
a. Introspeksi
diri terhadap amal ketaatan di mana diri kita lalai dalam memenuhi hak-hak
Allah SWT.
b. Introspeksi
diri terhadap setiap amal yang jika ditinggalkan lebih baik daripada
dikerjakan.
c. Introspeksi
diri terhadap amal yang bersifat mubah.
Hendaknya kita mengintrospeksi diri terlebih
dahulu tugas-tugas fardhu (wajib). Bila ada kekurangan, hendaknya ditutupi
dengan cara mengqadha ataumemperbaiki. Selain itu, hendaklah ia memeriksa
dirinya sehubungan dengan laranga-larangan Allah.
Kalau mendapati diri melanggar sebagian
larangan Allah, hendaklah beristighfar dan bertaubat. Jika lalai terhadap
nikmat-nikmat Allah yang seharusnya disyukuri dan hendaklah berzikir dan ingat
kepada Allah.
Setiap
ucapan yang diucapkan dan setiap perbuatan yang kita lakukan pasti dicatat,
dan akan dipaparkan dua buah buku pada hari kiamat nanti. Di sana akan
didapatkan untuk siapa kita beramal dan bagaimana kita beramal.
Adapun manfaat mengintrospeksi diri antara lain mengetahui
cela diri sendiri. Orang yang tidak pernah mengetahui aib dan cela dirinya, tidak
mungkin akan bisa menghilangkan aib/cela tersebut dari dirinya.
Marilah
kita senantiasa melakukan introspeksi diri, senantiasa mengekang gejolak hawa
nafsu, sehingga setiap alunan nafas dari umur kita merupakan mutiara yang
bernilai yang bisa dibelikan khazanah kenikmatan dan kesenangan abadi.
Selamat membaca n semoga
bermanfaat ^_^
Comments
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya. Silakan tinggalkan komentar dengan bahasa yang sopan 🙏🙏🙏