PENGERTIAN, TIPE, DAN TAHAP PELAKSANAAN LESSON STUDY
1.
Pengertian
Lesson study adalah
suatu model pembinaan profesi
pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk
membangun komunitas belajar.
Secara sederhana lesson study dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan secara
kolaboratif oleh sekelompok guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
secara berkelanjutan.
2.
Tipe Lesson Study
Lesson study dapat dilaksanakan dalam dua tipe berikut ini:
- Lesson study berbasis sekolah (School Based Lesson Study)
Lesson
study berbasis sekolah
merupakan kegiatan lesson study yang dilaksanakan oleh semua guru untuk semua mata
pelajaran dan kepala sekolah di suatu
sekolah, dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar siswa menyangkut semua bidang studi yang diajarkan.
- Lesson study berbasis MGMP/KKG (Cross School Lesson Study)
Lesson
study berbasis Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP)/Kelompok
Kerja Guru (KKG) merupakan kegiatan lesson study yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran sejenis dalam satu sekolah atau guru-guru mata pelajaran sejenis dari
beberapa sekolah yang tergabung dalam organisasi profesi seperti KKG atau MGMP.
3. Tahap Pelaksanaan Lesson Study
Lesson Study dilaksanakan
dalam tiga tahapan yaitu Plan (merencanakan),
Do (melaksanakan), dan See (merefleksi) yang berkelanjutan.
Dengan kata lain Lesson Study merupakan suatu cara peningkatan mutu
pendidikan yang tak pernah berakhir (continous improvement). Skema
kegiatan Lesson Study diperlihatkan pada Skema 3 berikut ini.
Skema 3. Siklus
Kegiatan Lesson Study
a. PLAN (Merencanakan)
Peningkatan
mutu pembelajaran melalui Lesson Study dimulai
dari tahap merencanakan (Plan) yang bertujuan untuk merancang
pembelajaran yang berorientasi pada bagaimana membelajarkan siswa dan berpusat
pada siswa, agar siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Perencanaan yang baik tidak dilakukan sendirian tetapi dilakukan bersama,
beberapa guru dapat berkolaborasi atau guru-guru dan dosen dapat pula
berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide. Perencanaan diawali dari analisis
permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Permasalahan
dapat berupa pemahaman materi
pelajaran dan pedagogi tentang metode pembelajaran yang tepat agar pembelajaran
lebih efektif dan efisien atau bagaimana menyiasati kekurangan fasilitas
pembelajaran. Selanjutnya guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran atau lesson plan, teaching
materials berupa media pembelajaran, dan
lembar kerja siswa, serta
instrumen asesmen. Teaching materials yang telah dirancang perlu
diujicoba sebelum diterapkan di dalam kelas. Agar
perencanaan lebih berkualitas, kegiatan perencanaan dapat dilakukan dalam beberapa
kali pertemuan (misal 2–3
kali pertemuan).
Pertemuan
yang sering dilakukan dalam workshop antara guru-guru (jika memungkinkan menghadirkan dosen) dalam
rangka merencanakan pembelajaran, diharapkan dapat terbentuk kolegalitas antara
guru dengan guru dan dosen dengan guru, sehingga dosen atau guru tidak merasa
lebih tinggi satu sama lain. Mereka berbagi pengalaman dan saling belajar
sehingga melalui kegiatan ini terbentuk mutual learning (saling
belajar).
Dalam
setiap langkah dari kegiatan lesson study tersebut, guru memperoleh
kesempatan untuk melakukan identifikasi masalah pembelajaran, mengkaji
pengalaman pembelajaran yang biasa dilakukan, memilih alternatif model pembelajaran
yang akan digunakan, merancang rencana pembelajaran, mengkaji kelebihan dan
kekurangan alternatif model pembelajaran yang dipilih.
b. DO (Melaksanakan)
Langkah
kedua dalam Lesson Study adalah melaksanakan pembelajaran (Do) untuk menerapkan rancangan
pembelajaran yang telah dirumuskan dalam tahap merencanakan (Plan). Dalam perencanaan telah
disepakati guru yang akan mengimplementasikan pembelajaran (guru model) dan
sekolah yang akan menjadi tuan rumah (pada tipe lesson study berbasis MGMP/KKG).
Langkah ini bertujuan untuk mengujicoba efektivitas model pembelajaran yang
telah dirancang. Guru-guru lain dari sekolah yang bersangkutan atau dari
sekolah lain bertindak sebagai pengamat (observer) pembelajaran. Dalam
kegiatan observasi pembelajaran dapat juga melibatkan dosen-dosen atau
mahasiswa sebagai observer. Dalam kegiatan (open
lesson) tersebut diharapkan kepala sekolah terlibat dalam
pengamatan pembelajaran dan memandu kegiatan ini. Sebelum pembelajaran dimulai
sebaiknya dilakukan briefieng kepada para pengamat untuk
menginformasikan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh guru dan
mengingatkan bahwa selama pembelajaran berlangsung pengamat tidak mengganggu
kegiatan pembelajaran tetapi mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran.
Fokus pengamatan ditujukan pada aktivitas belajar siswa yang meliputi interaksi
antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan bahan ajar, antar siswa dengan
guru.
Lembar
observasi pembelajaran perlu dimiliki oleh para pengamat sebelum pembelajaran
dimulai. Para pengamat dipersilahkan mengambil tempat di ruang kelas yang
memungkinkan dapat mengamati aktivitas siswa. Biasanya para pengamat berdiri di
sisi kiri dan kanan di dalam ruang kelas agar aktivitas siswa teramati dengan
baik. Selama proses pembelajaran berlangsung para pengamat tidak menganggu
aktivitas dan konsentrasi siswa dan guru model. Para pengamat dapat melakukan
perekaman kegiatan pembelajaran dalam bentuk video atau foto untuk keperluan
dokumentasi dan bahan studi lebih lanjut tanpa mengganggu aktivitas belajar.
Keberadaan para pengamat di dalam ruang kelas di samping mengumpulkan informasi
juga dimaksudkan untuk belajar dari pembelajaran yang sedang berlangsung dan
bukan untuk mengevaluasi guru.
c.
SEE (Merefleksi)
Kegiatan
refleksi sebaiknya dilaksanakan segera setelah selesai pembelajaran. Hal ini
dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan dijadikan bukti pada saat
mengajukan pendapat atau saran terjaga akurasinya karena setiap orang
dipastikan masih bisa mengingat dengan baik rangkaian aktivitas yang dilakukan
di kelas. Dalam kegiatan refleksi, dalam konteks
PIGP, refleksi dapat dilakukan oleh sekurang-kurangnya guru pemula dan
pembimbing, guru pemula dengan kepala sekolah dan/atau pengawas, atau guru
pemula dengan pembimbing, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan guru observer
lainnya. Dalam acara ini, kepala sekolah atau pembimbing dapat
bertindak sebagai moderator atau pemandu diskusi. Langkah-langkah kegiatan yang
dilakukan dalam refleksi adalah sebagai berikut:
1)
Moderator membuka kegiatan refleksi pada waktu yang telah ditetapkan, diawali
dengan mengucapkan terima kasih
kepada guru model dan meminta
applaus dari pengamat yang
hadir.
2) Moderator
menjelaskan aturan main tentang cara memberikan komentar atau mengajukan umpan
balik. Aturan tersebut meliputi tiga hal berikut: (1) Selama diskusi
berlangsung, hanya satu orang yang berbicara (tidak ada yang berbicara secara
bersamaan); (2)
Setiap peserta diskusi memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara; dan (3) Pada saat mengajukan
pendapat, observer harus mengajukan bukti-bukti hasil pengamatan sebagai dasar
dari komentar yang disampaikannya (tidak berbicara berdasarkan opini).
3) Guru
yang melakukan pembelajaran (guru model) diberi kesempatan berbicara paling awal untuk melakukan
refleksi diri, yakni mengomentari proses pembelajaran yang telah dilakukannya.
Pada kesempatan itu, guru tersebut harus mengemukakan apa yang telah terjadi di
kelas yakni kejadian apa yang sesuai harapan, kejadian apa yang tidak sesuai
harapan, dan apa yang berubah dari rencana semula (15 sampai 20 menit).
4) Moderator
memberi kesempatan kepada kepala sekolah atau yang mewakili yang juga menjadi anggota kelompok pada saat
pengembangan rencana pembelajaran untuk memberikan komentar tambahan.
5) Moderator
memberi kesempatan kepada observer untuk menyampaikan hasil pengamatannya. Ketika muncul fakta/permasalahan pembelajaran yang
menarik maka moderator dapat meminta observer lain untuk memberikan
pendapatnya. Pada kesempatan ini tiap observer memiliki
peluang yang sama untuk menyampaikan fakta-fakta yang diamatinya sekaligus
memberikan alternatif solusi berdasarkan pengalamannya.
6) Jika ada tenaga ahli yang hadir, moderator
dapat mempersilahkan tenaga ahli tersebut untuk memberikan wawasan lebih
dalam tentang pembelajaran yang telah berlangsung, setelah masukan-masukan yang
dikemukakan observer dianggap cukup.
THANKS.....SEMOGA MUNCUL TULISAN LAINNYA YANG LEBIH BERMANFAAT
ReplyDeletePerlu di terapkan di sekolah-sekolaj
ReplyDelete